Jumat, 06 Januari 2012

Bab I

PROPOSAL SKRIPSI

A.       JUDUL  : METODE DAKWAH UNTUK PEMBINAAN AKHLAK SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL YATAMA AS SYIFA’ DESA PETEKEYAN KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2011

B.       LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kenyataan bahwa tata cara memberikan sesuatu lebih penting dari sesuatu yang diberikan itu sendiri. semangkok teh pahit dan sepotong ubi goreng yang disajikan secara sopan, ramah dan tanpa sikap yang dibuat-buat, akan lebih terasa enak disantap ketimbang seporsi makanan  
Gambaran di atas membersitkan ungkapan bahwa tata cara atau metode Iebih penting dari materi, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan At Thariqah ahammu min al-Maddah. Ungkapan ini sangat relevan dengan kegiatan dakwah. Betapa pun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan aktualnya isu-isu yano, disajikan, tetapi bila disampaikan dengan cara rang sembrono, tidak sistematis dan serampangan, akan menimbul­kan kesan yang tidak menggembirakan. Tetapi sebaliknya, walaupun materi kurang sempurna, bahan sederhana dan isu­isu yang disampaikan kurang aktual, namun disajikan dengan cara yang menarik dan menggugah, maka akan menimbulkan kesan yang menggembirakan..[1]
Sebagai diketahui aktivitas dakwah pada awalnya hanyalah merupakan tugas sederhana yakni kewajibar untuk me­nyampaikan apa yang diterima dari Rasulullah SAW., walaupun hanya satu ayat. Hal ini dapat dipahami sebagaimana yang ditegaskan oleh hadist Rasulullah SAW. : "Ballighu ‘anni walau ayat." Inilah yang membuat kegiatan atau aktivitas dakwah boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Itu sebabnya aktivitas dakwah memang harus berangkat dari kesadaran pribadi yang dilakukan oleh orang perorang dengan kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat melakukan dakwah tersebut.
Kegiatan itulah yang digeluti oleh para dai dan da'iyab secara tradisional secara lisan, dalam bentuk ceramah dan pengajian. Para juru dakwah ini berpindah dari satu majlis ke majlis lain, dari satu mimbar ke mimbar lain. Bila dipanggil untuk berdakwah, yang terbersit dalam benak adalah ceramah agama. Maka dakwah muncul dengan makna sempit dan terbatas, yakni hanya ceramah melalui mimbar.
Tak pelak lagi perkembangan masyarakat yang semakin meningkat, tuntutan yang sudah semakin beragam, membuat dakwah tidak bisa lag) dilakukan secara tradisional. Dakwah sekarano, sudah berkembang menjadi satu profesi, yang menuntut skill, planning dan manajemen yang handal. Untuk itu diperlukan sekelompok orang yang secara terus-menerus mengkaji, rneneliti dan meningkatkan aktivitas dakwah secara profesional tersebut.
Memahami esensi dari makna dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi Islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Masalah kehidupan tersebut mencakup seluruh aspek , seperti aspek ekonomi, soslal, budaya, hukum, politik, sains, teknologi dan sebagainya.
Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara dan metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual dalam arti memecah­kan masalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, Serta kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, memilih cara dan metode yang tepat, agar dakwah menjadi aktual, faktual dan kontekstual, menjadi bagian strategi dari kegiatan dakwah itu sendiri. Tanpa ketepatan metode dan keakuratan cara, kegiatan dakwah akan terjerumus ke dalam upaya "arang habis besi binasa". Aktivitas dakwah akan berputar dalam pemecahan problema tanpa solusi dan tidak jelas         
Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan semua yang ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membeci manusia yang melakukan tindakan merusak yang ada. Maka karena Allah SWT membenci tindakan yang merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu, dia sadar bahwa jika melakukan per buatan terlarang akan berakibat pada kesengsaraan hidup di dunia dan terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat hidup yang sebenarnya. Maka intinya manusia harus berakhlak mulia.
Berangkat dari fenomena dan fakta nyata yang ada di lapangan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengetengahkan permasalahan bagaimana pelaksanaan metode Dakwah di pondok pesantren. Karena Pesantren merupakan salah satu pondasi terpenting dalam agama islam. dan memilih judul: Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul Yatama As Syifa’ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Tahun 2011.

C.      PENEGASAN ISTILAH
Agar kajian ini dapat dipahami secara tepat dan benar, serta untuk menghindari kesalahpahaman, maka penulis memandang perlu untuk menjelaskan kata-kata yang esensial pada judul skripsi ini, yaitu:
1.      Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah harus mencermati firman Allah SWT yang artinya : “ Serulah [ manusia ] kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik …….“ [ Q.S. An-Nahl 16: 125 ].
2.      Akhlak
Dalam kamus besar bahasa indonesia online kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti; kelakuan.. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat . Sedang arti akhlak secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Metode Belajar
Secara garis besar, akhlak dibagi menjadi dua macam yaitu :a. Akhlak yang terpuji (Al-Akhlaqul Mahmudah) yaitu perbuatan baikterhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk lainnya yangdapat membawa nilai- nilai positif bagi kemashlahatan umat.b. Akhlak yang tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah) yaitu perbuatan burukterhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk lainnya dan dapatmembawa suasana negatif bagi kepentingan umat manusia
3.      Santri
Kata santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti [n] (1) orang yg mendalami agama Islam; (2) orang yg beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh.
Akan tetapi saya punya definisi berbeda arti dari santri tersebut menurut saya, Santri adalah bahasa serapan dari bahasa Inggris yang berasal dari dua suku kata yaitu SUN dan THREE yang artinya tiga  matahari.
matahari adalah titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yg mendatangkan terang dan panas pd bumi pd siang hari. Seperti kita ketahui matahari adalah sumber energi tanpa batas, matahari pula sumber kehidupan bagi seluruh tumbuhan dan semuanya dilakukan secara ikhlas oleh matahari. namun maksud tiga matahari dalam kata SUNTHREE adalah tiga keharusan yang dipunyai oleh seorang santri yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Semua ilmu tentang Iman, Islam dan Ihsan dipelajari dipesantren menjadi seorang santri yang dapat beriman kepada Allah secara sungguh-sungguh, berpegang teguh kepada aturan islam. Serta dapat berbuat ihsan kepada sesama.
Namun para ilmuan tidak sependapat dan saling berbeda tentang pengetian santri. Ada yang menyebut, santri diambil dari bahasa ‘tamil’ yang berarti ‘guru mengaji’, ada juga yang menilai kata santri berasal dari kata india ‘shastri’ yang berarti ‘orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci’.
Selain itu, pendapat lainya meyakini bahwa kata santri berasal dari kata ‘Cantrik’ (bahasa sansekerta atau jawa), yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Sedang versi yang lainya menganggap kata ‘santri’ sebagai gabungan antara kata ‘saint’ (manusia baik) dan kata ‘tra’ (suka menolong). Sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Dalam praktik bahasa sehari-hari, istilah ‘santri’ pun memiliki devariasi yang banyak. Artinya, pengertian atau penyebutan kata santri masih suka-suka alias menyisakan pertanyaan yang lebih jauh. Santri apa, yang mana dan bagaimana?
                  Ada santri profesi, ada santri kultur. ‘Santri Profesi’ adalah mereka yang menempuh pendidikan atau setidaknya memiliki hubungan darah dengan pesantren. Sedangkan ‘Santri Kultur’ adalah gelar santri yang disandangkan berdasarkan budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain, bisa saja orang yang sudah mondok di pesantren tidak disebut santri, karena prilakunya buruk. Dan sebaliknya, orang yang tidak pernah mondok di pesantren bisa disebut santri karena prilakunya yang baik.
Dari segi metode dan materi pendidikan, kata ‘santri’ pun dapat dibagi menjadi dua. Ada ‘Santri Modern’ dan ada ’Santri Tradisional’ – Seperti juga ada pondok modern dan ada juga pondok tradisional. Sedang dari segi tempat belajarnya, ada istilah ‘santri kalong’ dan ‘santri tetap’. Santri kalong adalah orang yang berada di sekitar pesantren yang ingin menumpang belajar di pondok pada waktu-waktu tertentu.
Walapun ketika kembali kemasyarakat santri tidak semuanya berprofesi jadi kyai maupun ustadz, ada yang berprofesi sebagai karyawan, pengusaha, pedagang dan banyak lainya, namun diharapkan santri tetap menjadi santri walaupun hanya berprofesi sebagai pedagang, jadilah pedagang yang benar ala santri.

D.      RUMUSAN MASALAH
Dengan berpijak pada judul dan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul Yatama As Syifa’ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Tahun 2011 ?
2.      Bagaimanakah efektivitas Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul Yatama As Syifa’ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Tahun 2011 ?

E.       TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
       1. Untuk mengetahui Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul Yatama As Syifa’ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Tahun 2011.
      2. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul Yatama As Syifa’ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Tahun 2011.
b.   Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini yaitu antara lain:
1.    Secara Praktis
a.    Sebagai bahan masukan dalam Menerapkan metode dakwah yang tepat untuk santri Ponpes Darul Yatama As Syifa’ Petekeyan
b.    Sebagai bahan informasi tentang pentingnya metode dakwah yang tepat guna merubah akhlak santri.
2.    Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat mengetahui tentang Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul Yatama As Syifa’ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Tahun 2011 yang penulis saat ini teliti yaitu di Ponpes Darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara. Di samping itu kiranya dapat menambah kepustakaan khususnya yang berkaitan dengan Metode dakwah guna pembinaan akhlak santri.

F.       KAJIAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang telah mendahului terkait Metode dakwah untuk pembinaan akhlak santri secara umum yang dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:
a.    Buku yang berjudul “Metode Dakwah”, karangan Drs. H. Munzier Suparta, M.A yang diterbitkan oleh Rahmat Semesta, Jakarta, tahun 2003. Buku ini berisi tentang bagaimana konsep metode dakwah yang tepat guna pembinaan akhlak manusia.
b.    Buku yang berjudul “Manajemen Dakwah ”, karangan Drs. RB. Khatib Pahlawan Kayo yang diterbitkan oleh Amzah, Jakarta, tahun 2007. Buku ini berisi tentang bagaimana konsep Manajemen dakwah yang tepat guna pembinaan akhlak manusia, terutama untuk akhlak santri.
Penelitian skripsi ini berbeda dari penelitian- penelitian sebelumnya, karena penelitian ini lebih memfokuskan bagaimana implementasi atau pelaksanaan metode dakwah untuk pembinaan akhlak santri, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang lembaga pendidikan Ponpes darul Yatama As Syifa’ yang berada di Desa petekeyan kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara yang menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan akhlak bagi anak-anak masa sekolah.

G.      PENELITIAN
Dalam penulisan skripsi ini, metodologi penelitian yang digunakan ialah sebagai berikut:
1.      Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka.[2] Menurut Bagda dan Taylor (sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. [3]
Penulis menggunakan metode kualitatif disebabkan lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang bermakna ganda, disamping itu lebih mudah menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan subyek penelitian dan juga, memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi.[4] Jadi di penelitian ini sangat memungkinkan adanya perubahan-perubahan konsep sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan.
Bentuk pendekatan penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomena yang merupakan turunan dari filosofi fenomenologi. Objek ilmu tidak terbatas pada yang empiris, malinkan mencakup fenomena seperti persepsi, pemikiran. Metode kualitatif ini ini dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Disamping itu juga metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui.[5]
Sifat pendekatan penelitian kualitatif adalah terbuka, dalam hal ini bermakna bahwa peneliti memberikan kepada subjek untuk menjawab pertanyaan yang diajukan menurut kerangka berfikir mereka sendiri, bukan berdasarkan patokan-patokan jawaban yang telah dibuat peneliti.
Untuk itu, dalam penelitian ini kecenderungan penulis menggunakan jenis dan pendekatan penelitian yang berupa penelitian kualitatif deskriptif terhadap Ponpes Darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara tahun 2011, dalam hal metode dakwah untuk pembinaan akhlak santri, karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang nantinya berubah-ubah.
2.      Sumber data
Adapun sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah:
1.      Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber yang memberikan data langsung dalam penelitian ini. Adapun yang dimaksud sebagai sumber data primer penelitian ini yaitu para praktisi pendidikan yang ada di Ponpes darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara. yang meliputi : Kyai, Ustadz dan ustadzah
            2.   Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang mendukung dan menunjang dalam penelitian ini. Adapun sebagai data penunjang, penulis mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini, mengumpulkan dokumentasi serta penulis mengadakan wawancara langsung dengan orang-orang yang berkompeten pada penelitian ini yang ada di Ponpes Darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara, misalnya orang tua santri dan sebagainya.
3.      Metode Pengumpulan Data
Untuk mempermudah memperoleh data di lapangan, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
1).    Metode Interview
Merupakan alat informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.[6] Metode wawancara menghendaki komunikasi langsung antara penyelidikan subjek atau responden. Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada 2 jenis wawancara yaitu:
-           Wawancara relatif tertutup, wawancara format ini difokuskan pada topik khusus atau umum, panduan dibuat rinci, namun nara sumber tetap terbuka dalam berfikir.
-           Wawancara terbuka, peneliti memberi kebebasan diri kepada nara sumber untuk berbicara secara luas dan mendalam, pada wawancara ini, subjek peneliti lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan isi wawancara.[7]  
Metode ini digunakan untuk menggali data tentang profil sekolah, keadaan umum sekolah dan pelaksanaan metode dakwah untuk pembinaan akhlak santri. Adapun sumber informasinya diperoleh dari adalah:
1)      Kyai (kepala) Ponpes Darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara untuk mendapatkan informasi umum tentang Ponpes Darul Yatama As Syifa’
2)      Dewan Guru untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan metode dakwah dan sikap keagamaan di Ponpes Darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara.
3)      Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam penulisan skripsi ini.
2).    Metode Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Metode ini penulis digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi umum metode dakwah terhadap santri. Metode ini juga digunakan  untuk mengetahui pengelolaan Ponpes secara keseluruhan, letak geografis serta untuk mengembangkan data-data yang terkait dengan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3).    Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.[8] Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang keadaan dan situasi umum Ponpes Darul Yatama As Syifa’ serta untuk mengetahui bagaimana pola dakwah serta metodenya di Ponpes tersebut.

4.      Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi wawancara dan lainnya guna meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menjadikannya sebagai teman bagi orang lain. Sedangkan demi meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan  berupaya mencari makna.[9]
Pola analisis penelitian ini menggunakan pola pikir induktif yaitu mengangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum.
Sedangkan teknik yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alasan yang berbeda dalam penelitian kualitatif hal itu dapat dicapai dengan beberapa jalan. diantaranya:
1.      Membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara.
2.      Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.      Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknis pengumpulan data dan
4.      Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.[10]
Analisis data yang digunakan penelitian ini yaitu analisis nonstatistik yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif  Ponpes darul Yatama As Syifa’ Petekeyan Tahunan Jepara.[11]

H.      SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Agar skripsi ini lebih mudah untuk dimengerti dan difahami sebelum membaca secara keseluruhan, maka penulis memberikan sistematika pembahasan sebagai berikut :
1.      Bagian Depan Skripsi.
Pada bagian ini memuat beberapa halaman yaitu: Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto dan  Persembahan, Halaman Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Lampiran.

2.      Bagian Isi.
Pada bagian ini memuat lima bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI, meliputi:
A.    Metode Dakwah
1.      Pengertian metode dakwah
2.      Macam-macam metode dakwah
B.     Tinjauan Tentang Akhlak Santri
1.      Akhlak
a.                                                                                           Pengertian akhlak
b.                                                                                          Macam-macam akhlak
c.                                                                                           Terbentuknya akhlak
2.      Santri
a.       Pengertian santri
b.      Jenis santri

BAB III :        PENGUMPULAN DATA
A. Gambaran Umum
B.  Pesantren Darul Yatama As Syifa’
a.       Sejarah
b.      Struktur
c.       Lingkungan
d.      Masyarakat dan Pesantren Darul Yatama As Syifa’
C.  Akhlak Santri Ponpes Darul Yatama As Syifa’
D. Metode Pembinaan Akhlak Santri Darul Yatama As Syifa’


BAB IV : ANALISIS PEMBAHASAN
A. Analisa
B.  Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V : KESIMPULAN HASIL PENELITIAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran-saran
C.     Penutup

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


Jepara, 25 Oktober 2011
Mengetahui                                                                
Pembimbing                                                                Peneliti,


Drs. H. Wahib Syakour                                            Ahmadun      
NIP.                                                                            327 001


[1] Suparta munzier, Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat semesta, 2003), hlm. 1.
[2] Sudarwan Denim, Menjadi peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet. I, hlm.51.
[3] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitan Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. XVII, hlm. 3.  
[4] S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, hlm. 41.
[5] Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 5. 
[6] S Margono, Op.Cit., hlm. 165.
[7] Sudarwan Danim, Op.Cit, hlm. 132.
[8] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 236. 
[9] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm. 104. 
[10] Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 330-331.
[11] Lexy J. Moleong, Ibid, hlm. 103.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar